Monday, May 9, 2016

Majalah Kartini (Digital) | Proses Kreatif | April, 2016


Dari semua buku karangan Dewi Lestari, buku mana yang menjadi favorit dari Mbak Dewi sendiri? Kenapa?

Saya selalu merasa paling dekat dengan buku yang paling akhir saya tulis. Jadi, saat ini saya merasa buku favorit saya adalah Inteligensi Embun Pagi.

Dari mana saja inspirasi itu keluar saat menuliskan cerita di novel-novel Mbak Dewi?

Karena saya sudah terbiasa menulis dan bekerja kreatif bertahun-tahun, saya merasa ada mekanisme yang memang berjalan sendirinya. Inspirasi saya datang dari hidup itu sendiri, dari mengamati dan menjalaninya. Baik perenungan, ketertarikan, maupun buku-buku yang saya baca, menjadi bahan bagi saya menulis.

Saat kondisi mood seperti apakah saat yang paling banyak mengeluarkan inspirasi dalam tulisan Mbak Dewi?

Saya tidak lagi menulis berdasarkan mood. Ketika saya sudah berkomitmen untuk membuat sebuah karya kreatif, saya lebih melihatnya sebagai pekerjaan yang diletakkan pada timeline tertentu. Katakanlah, setahun atau sembilan bulan, dsb. Jadi, bukan lagi soal mood dan nggak mood. Jika saya sudah menetapkan deadline, saya berusaha untuk mematuhinya. Yang saya buat adalah jadwal produksi; kerja berapa lama, berapa jam sehari, berapa target halaman, dst. 

Musik jenis apa yang paling bisa membuat Mbak Dewi enjoy saat menulis? Dan biasanya, siapa band atau penyanyi yang paling sering didengarkan sebelum atau saat menulis?

Secara umum saya lebih senang bekerja tanpa musik. Bagi saya, ketimbang musik, yang lebih penting adalah punya slot waktu yang tidak terganggu. Katakanlah, dua jam, maka dalam dua jam tersebut saya tidak mengerjakan hal lain. Sesekali pakai musik hanya kalau memang ada keterkaitan langsung antara cerita yang saya tulis dengan lagu tsb. Seperti waktu Rectoverso, saya menulis cerpen berdasarkan lagu, jadi selama saya menulis cerpen, saya mendengarkan lagunya berulang-ulang.

Novel Mbak Dewi selalu disukai oleh setiap pembaca buku, apa harapan terhadap para pembaca setia novel Mbak Dewi?

Saya sebetulnya tidak berharap macam-macam. Saya sudah cukup bersyukur punya basis pembaca yang cukup setia dan terus bertumbuh. Saya lebih fokus kepada berkarya sebaik yang saya bisa. Saya yakin dengan itu pembaca juga akan selalu mendapatkan kualitas dari pekerjaan saya.

Sebagai seorang penulis, apa pesan Mbak Dewi terhadap penulis-penulis muda saat ini?

Saat ini sebetulnya menjadi penulis sudah jauh lebih mudah dalam beberapa aspek. Platform yang tersedia saat ini memungkinkan penulis untuk menerbitkan sendiri, lewat media sosial penulis juga bisa mempromosikan karya-karyanya. Namun, saat ini juga persaingan lebih sulit karena semakin banyak penulis yang lahir. Saya rasa, jika para penulis muda tetap fokus kepada kualitas, punya motivasi kuat untuk terus belajar dan mengembangkan diri, maka mereka akan punya potensi untuk berhasil dan punya basis pembaca yang kuat.