Friday, May 12, 2017

WOOP.ID | Kepingan Supernova | April, 2017 | Yaya Sitanggang



Bagaimana rasanya setelah menyelesaikan "Kepingan Supernova”? Apa hal pertama yang dilakukan setelah berhasil menyelesaikan novel tersebut? Apa yang menjadi ide atau inspirasi utama dari "Kepingan Supernova”? Tantangan terbesar dalam proses pembuatan "Kepingan Supernova"?

Untuk Kepingan Supernova, pekerjaan saya lebih mensupervisi karena sebetulnya semua materi sudah ada, tinggal dikurasi, diedit, dan didesain. Jadi, saya lebih berada dalam posisi urun saran. Sebagian besar dilakukan oleh tim editor Bentang Pustaka dan desainer saya, Fahmi Ilmansyah. Rasanya tentu saja senang, karena sebetulnya kumpulan kutipan ini adalah ide saya sejak lama, bahkan dari sejak Supernova 1, tapi baru terealisasi sekarang. Saya rasa momennya juga lebih tepat karena serial Supernova sudah tamat, jadi kumpulannya sudah lebih lengkap dan kaya. Kami luncurkan sekaligus memperingati setahun selesainya serial Supernova.

Selama proses pembuatan pernahkah mengalami writer's block dan biasanya apa yang dilakukan?

Writer’s block bergantung dari definisi kita sebetulnya. Bagi saya, yang terjadi lebih seperti “macet sesaat” ketika proses menulis panjang, yang mana hal itu wajar terjadi. Untuk macet seperti itu biasanya yang dilakukan hal-hal sederhana misalkan istirahat sejenak, olahraga, rekreasi. Yang jelas, ketika sudah punya deadline maka kita coba patuhi itu, jadi ketika terjadi macet, kita tidak memundurkan deadline melainkan kita coba terus di hari berikutnya, dan seterusnya.

Sebagai seorang penulis Indonesia yang sudah aktif selama bertahun-tahun, bagaimana pendapat Mbak Dewi tentang dunia literatur Indonesia, terutama fiksi? Apakah ada hal yang masih harus ditingkatkan, digali, dan diperbincangkan? Bagaimana tanggapan Mbak Dewi tentang budaya membaca di Indonesia?

Pekerjaan rumah dari industri buku masih banyak, dari mulai masalah pajak, harga buku, retail, penerjemahan, dsb. Secara kultur dan sistem, kita masih perlu meningkatkan minat baca. Sebagai profesi, penulis juga masih perlu advokasi, asosiasi yang profesional, regenerasi, dan meningkatkan skill.

Sebagai penulis dan juga ibu, apakah tips untuk memperkenalkan dan mendorong anak untuk lebih tertarik membaca buku?

Dengan menjadikan kegiatan membaca sebagai kegiatan menyenangkan, kita berikan sudut membaca yang nyaman, akses kepada buku yang mudah, dan kita juga menjadikan buku sebagai hadiah bagi momen-momen tertentu hingga mereka punya persepsi bahwa buku itu berharga dan membahagiakan.

Seberapa sering dan banyak Mbak Dewi membaca? Satu buku biasanya bisa diselesaikan dalam berapa lama? Adakah target jumlah buku yang harus diselesaikan dalam, misalnya, setahun atau sebulan?

Saya membaca biasanya berdasarkan kebutuhan. Tidak berdasarkan target bulanan atau tahunan. Saya bisa break panjang dari membaca, tapi begitu saya harus riset misalnya, saya bisa baca puluhan buku secara kontinu. Secara umum biasanya sih dalam sebulan pasti ada judul baru yang saya baca.

Selama tahun 2016 kemarin, adakah judul-judul buku yang menjadi favorit? Selain itu apakah judul buku favorit sepanjang Mbak Dewi?

“The Emperor of Scent” – Chandler Burr, buku nonfiksi yang sifatnya reportase seorang wartawan yang mengikuti perjalanan seorang ilmuwan bernama Luca Turin yang hendak membuktikan teori baru tentang penciuman. Buku itu kebetulan bagian dari riset saya untuk manuskrip baru. Kalau yang sepanjang masa nggak hanya satu, tapi saya sebutkan satu saja, yakni “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono.

Apakah akan ada seri Supernova selanjutnya?

Serial Supernova sudah tamat, tapi ceritanya masih bisa berlanjut. Kalau saya lanjutkan maka judul serialnya sudah bukan Supernova lagi.